Halaman

Selasa, 17 Desember 2019

Tanda - Tanda Anak Sunting Sejak Dini

Yuk, Kenali Tanda-Tanda Anak Stunting Sejak Dini!
Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Lalu apa saja gejala atau tanda anak stunting?
  • Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak ini tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
    Selain tubuh berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Pertumbuhan melambat
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  • Pertumbuhan gigi terlambat
  • Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
  • Pubertas terlambat
  • Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
Apa saja faktor yang memengaruhi anak stunting?
  • Utamanya, faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan anak balita.
  • Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan).
  • Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
  • Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong maha



Selasa, 12 November 2019

Profil

Nama : Xisto De Deus
TTL   : Atsabe, 15 -06-1989
Kewarganegaraan : Timor Leste
Alamat : Jl Tirto Agun Poltekkes Semarang

Senin, 04 November 2019

Abses


Abses gigi - alodokter


      Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses gigi biasanya muncul pada ujung akar gigi (abses periapikal).
Infeksi bakteri penyebab abses gigi umumnya terjadi pada orang dengan kebersihan dan kesehatan gigi yang buruk. Nanah yang berkumpul pada benjolan, lambat laun akan terasa bertambah nyeri.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara menyikat gigi secara rutin atau membersihkan gigi menggunakan benang gigi. Sebaiknya seseorang rutin memeriksakan giginya ke dokter gigi untuk menghindari terjadinya kerusakan dan abses gigi.

Gejala Abses Gigi

Beberapa gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita abses gigi adalah:
  • Demam.
  • Sensitif pada tekanan saat mengunyah atau menggigit.
  • Sensitif pada suhu panas atau dingin.
  • Pembengkakan pada wajah atau pipi.
  • Nyeri parah dan berdenyut pada gigi, yang dapat menyebar ke tulang rahang, leher, atau telinga.
  • Kelenjar getah bening di bawah rahang atau di leher membengkak dan terasa nyeri.
  • Saat benjolan abses pecah, mendadak tercium bau tidak enak dari dalam mulut, dan lidah mengecap rasa busuk, serta cairan asin muncul di dalam mulut.
  • Kemerahan pada mulut dan wajah.

Penyebab dan Faktor Risiko Abses Gigi

       Penyebab munculnya abses gigi adalah berkembangnya bakteri pada rongga mulut yang menyebar ke jaringan lunak dan tulang wajah dan leher. Bakteri masuk ke dalam pulpa gigi melalui rongga gigi atau retakan pada gigi penderita. Di dalam pulpa gigi sendiri terdapat beberapa pembuluh darah, saraf serta jaringan ikat.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita abses gigi adalah:
  • Makanan tinggi gula. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi bisa menyebabkan lubang pada gigi yang dapat berkembang menjadi abses gigi.
  • Buruknya kebersihan gigi. Orang yang tidak melakukan perawatan gigi dan gusi dengan semestinya berisiko mengalami masalah pada gigi, termasuk abses gigi.

Diagnosis Abses Gigi

         Untuk mendiagnosis pasien yang diduga menderita abses gigi, dokter umumnya akan melakukan beberapa tindakan pemeriksaan seperti:
  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa rongga mulut pasien secara keseluruhan.
  • Mengetuk gigi pasien. Gigi yang menderita abses biasanya menjadi sensitif terhadap sentuhan atau tekanan.
  • Pemindaian. Foto Rontgen akan membantu dokter mengidentifikasi abses serta melihat apakah infeksi sudah menyebar dan menyebabkan abses di bagian tubuh lainnya. Jika abses sudah menyebar ke bagian leher, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan CT scan.

Pengobatan dan Komplikasi Abses Gigi

         Beberapa langkah pengobatan yang umumnya akan dilakukan dokter untuk mengatasi abses gigi adalah:
  • Membuat kanal ke akar gigi. Dokter akan mengebor ke bagian bawah gigi, mengangkat jaringan lunak yang menjadi pusat infeksi, serta mengeringkan abses. Cara ini dapat menghilangkan infeksi dan menyelamatkan gigi pasien.
  • Mengeringkan abses, dengan cara membuat sayatan kecil pada benjolan abses dan mengeluarkan cairan nanah dari dalamnya.
  • Memberikan antibiotik. Jika infeksi sudah menyebar ke gigi lainnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk menghentikan penyebaran bakteri.
  • Mencabut gigi yang terinfeksi. Jika memang tidak bisa diselamatkan, maka gigi yang terkena abses akan dicabut. Dokter kemudian akan mengeringkan abses.

Karies gigi



Pengertian Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik yang memfermentasikan karbohidrat menjadi asam sehingga menyebabkan demineralisasi pada email. Karies gigi merusak struktur gigi dan dapat menyebabkan gigi berlubang.



Tanda-tanda karies adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Kerusakan ini dapat menyebabkan terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa bahkan penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks.
TEMPO.CO, Jakarta - Kejelian orang tua dalam memperhatikan warna gigi si kecil menjadi salah satu kunci menyelamatkan anak dari karies. Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia cabang Jakarta, Eva Fauziah menyampaikan kebiasaan buruk anak yang memicu masalah gigi dan mulut.
Dalam acara bulan kesehatan gigi nasional tahun ini dengan tema Mengenali Kebiasaan Buruk Si Kecil yang Memicu Masalah Gigi dan Mulut, Eva mengatakan dari kebiasaan buruk tersebut dikhawatirkan yang timbul adalah karies. "Karies merupakan infeksi yang merusak struktur gigi," ujarnya.

Ilustrasi gigi anak
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, karies ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Karies tidak terjadi dalam sekejap mata melainkan melewati proses berminggu-minggu. Eva membagi proses itu menjadi 4 tahap:
1. Tahap inisiasi
Terdapat garis putih pada labial (permukaan terhalus mahkota gigi) dan palatal gigi (permukaan gigi yang menghadap langit-langit rongga). Di fase ini, karies gigi tidak begitu terlihat sehingga terabaikan.
2. Mulai rusak
Mulai terjadi kerusakan email, dentin, serta gigi geraham bawah. Di fase ini mulai terbentuk lesi (kerusakan jaringan) putih kekuningan dan keluhan tehadap rangsangan dingin pada gigi.
3. Iritasi pulpa
Lesi gigi membesar dan menyebabkan terjadinya iritasi pulpa (rongga di bawah lapisan dentin).
4. Lubang gigi
Keempat, karies gigi menciptakan lubang dan rasa sakit. Karies mulai mengganggu aktivitas tidur dan makan si kecil.

USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanankesehatan secara keseluruhan. Kesehatan gigi juga merupakan salah satu komponen kesehatan secara menyeluruh dan tidak dapat diabaikan terutama pada tingkatsekolah dasar (Depkes RI, 2004,cit. Pahrurrazi, 2009). Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan sekolahdimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik gunamemungkinkan pertumbuhan dan perkembangan harmonis dan optimal menjadisumber daya manusia yang lebih berkualitas. Masa anak usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia (Depkes RI, 1996).
Penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka.Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar (Zatnika, 2009). Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak. Karies gigi dapat menimbulkan kesulitan makan pada anak karena karies gigi menyebabkan penurunan fungsi gigi sebagai alat cerna. Seperti yang diungkapkan oleh Widyaningsih (2000,cit. Junaidi dkk.,2007), kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: faktor nutrisi, penyakit dan psikologis. Faktor penyakit yang mempengaruhi antaralain adanya kelainan pada gigi geligi dan rongga mulut seperti karies gigi, stomatitisdan gingivitis
WHO (1995,cit.Departemen Kesehatan RI, 2008) memiliki target pencapain gigi sehat yaitu, 90% anak umur 5 tahun bebas karies serta tingkatkeparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) pada anak umur 12 tahun sebesar 1.Oleh karenanya program promotif dan preventif lebih ditekankan dalam penanggulangan masalah kesehatan gigi. Indikator lain dinyatakan oleh DepartemenKesehatan (2000) yaitu untuk target tahun 2010 indeks DMF-T anak kelompok usia12 tahun ≤ 2, dan PTI (Performed Treatment Indeks) sebesar 20%. Indikator ini menggambarkan motivasi anak untuk menumpatkan giginya dalam upayamempertahankan gigi permanennya.
Hasil Riskesdas (2007) melaporkan bahwa prevalensi karies gigi diIndonesia adalah sebesar 46,5 dengan penjabaran prevalensi karies untuk kelompok usia 12 tahun sebesar 36,1% dengan DMF-T 0,91, kelompok usia 35-44 tahun prevalensi karies gigi mencapai 80,5 dengan DMF-T 4,46 sedangkan usia diatas 65tahun dengan prevalensi karies sebesar 94,4% dan DMF-T 18,33. Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi karies cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur yang berarti adanya kecenderungan penurunan status kesehatangigi dengan meningkatnya umur. Maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dan perawatan sedini mungkin (Sriyono,2009).
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa provinsi D.I. Yogyakarta merupakan provinsi dengan indeks DMF-T tertinggi kedua di Indonesia(Departemen Kesehatan RI, 2008). Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Slemantahun 2010, karies gigi menempati urutan ke 7 dan penyakit periodontal urutan ke14 untuk 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas pada golongan umur 5-9 tahun.Pada golongan umur 10-14 tahun, karies menempati posisi ke 7 dan penyakit periodontal ke 12. Pada tahun 2010, persentase murid Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah di Kabupaten Sleman yang telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulutadalah 97,32%. Persentase tersebut akan ditingkatkan menjadi 100% dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan mengacu Visi Indonesia Sehat 2015(Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2011).
Masyarakat sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang strategisuntuk diikutsertakan dalam upaya kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan gigidan mulut pada anak sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigidan mulut di puskesmas yang diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatanUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam bentuk program Usaha Kesehatan GigiSekolah (Depkes RI,1997). Menurut Nugraheni (2008,cit.Darwita dkk., 2011) program tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar (SD) yang dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikatgigi massal, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid.
UKGS adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat potensialuntuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2000). Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi bercampur yaituanak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani dan Enterprise, 2005,cit.Hutabarat, 2009) sebab anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong ke dalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut.
Upaya pendekatan pelayanan kesehatan sebanyak mungkinmengikut sertakan masyarakat dalam kegiatan penanggulangannya dan masyarakat sekolah dasar merupakan suatu kelompok yang sangat strategis karena usia sekolahmerupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut Kabupaten Sleman, serta demi mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 dengan cakupan SD/MI yang dilakukan UKGS mencapai 100%, kegiatan UKGS inidilaksanakan di SD Kanisius Sengkan yang berada di wilayah kecamatan Depok, Sleman. Hasil pemeriksaan UKGS yang diperoleh selanjutnya diserahkan kepada pihak sekolah yaitu SD Kanisius Sengkan, Puskesmas Depok II, dan FKG UGMuntuk ditindaklanjuti.
Pengertian UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paketoptimal (Depkes RI, 1996). Menurut Depkes (1983 cit.Priyono, 1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat ditanamkan sikap yang baik terhadapkesehatan gigi dan mulut lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatanyang dilakukan serta tindakan dan perawatan yang ada.
Kegiatan UKGS
  • Kegiatan promotif, meliputi:
Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulutyang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan danKebudayaan 1994 (Depkes RI, 1996).
  • Kegiatan preventif
Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas IIIdengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996)
Add caption

Menurut WHO (1987,cit.Sriyono, 2007), tindakan pencegahan karies gigi dapat dilakukan sebagai berikut:

wisata timor leste


Wisata Timor Leste

         Pantai Pasir Putih, salah satu jajaran pantai terindah di Dili yang cocok untuk berwisata bersama keluarga dan teman-teman.

Pantai pasir putih di Dili
    Pantai pasir putih di Dili via winnyradc.wordpress.com
Tidak jauh dari Patung Kristus Raja, terdapat sebuah pantai yang bernama pantai pasir putih. Pantai ini dinamakan pantai pasir putih karena pasirnya yang berwarna putih kemilau. Lokasinya pun tak jauh dari patung Cristo Rei.
Di sini kamu bisa mandi dan menikmati keindahan pantai, atau juga bisa nongkrong santai sambil quality time bersama teman-teman dan keluarga. Sama halnya dengan destinasi lainnya, pantai pasir putih ini paling ramai dikunjungi pada waktu sore hari dan pada saat musim libur natal dan tahun baru.


        Kalau di Indonesia punya Raja Ampat, Timor Leste punya Pulau Jaco. Salah satu wisata andalan dan terindah di Timor Leste!

Pulau Jaco, east timor. Gk kalah dengan Raja Ampat!
        Pulau Jaco, east timor. Gk kalah dengan Raja Ampat! via abctraveler.com
Pulau Jaco merupakan pulau kecil yang berada di ujung Timor Leste, tepatnya di distrik Lautem. Untuk menuju ke Pulau Jaco ini, teman-teman cukup mambayar US$ 10 atau sekitar Rp 130. 000 per orang dengan menaiki kapal nelayan.
Luar biasa deh kalau kamu bisa mampir ke sini. Tempatnya benar-benar seperti nirwana di dunia, sejuk, airnya jernih, angin laut yang semilir, dan bulir pasirnya yang lembut dan putih dijamin bakalan bikin kamu semua nyaman berada di Pulau Jaco.
Paradise di Timor Leste
Paradise di Timor Leste via www.overseastravel.gr
ADVERTISEMENT
Di sini kamu bisa bebas berenang dan menikmati keindahan bawah laut Pulau Jaco sepuasnya. Berbagai jenis ikan yang berwarna-warni, terumbu karang yang masih terjaga kelestariaannya, dan penyu hidup secara alami di pulau ini. Keindahannya ini menjadikan Pulau Jaco layak dikatakan sebagai “paradise” Timor Leste.



4. Sebagai simbol penghormatan atas kunjungan Paus Yohanes II, Timor Leste membuat patung replikanya yang megah di kota Dili.

Patung Paus Yohanes Paulus II di Tasi Tolu,Dili
       Patung Paus Yohanes Paulus II di Tasi Tolu,Dili via www.flickriver.com
Paus Yohanes Paulus pernah mengunjungi Timor-Timur (sebelum merdeka) pada 12 Oktober 1989. Untuk mengenang kedatangannya, pemerintah Timor Leste membuat replika patung Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2007.
Selain berfungsi sebagai tempat ziarah, lokasi ini juga dimanfaatkan sebagai tempat berwisata, mengingat lokasinya juga sangat berdekatan dengan danau Tasi Tolu di Dili.


Eksotisme danau Tasi Tolu dari bukit Tasi Tolu Dili via en.wikipedia.org


Jejak pejuang Fretilin di Taman Makam Pahlawan Santa Cruz, Dili
       Jejak pejuang Fretilin di Taman Makam Pahlawan Santa Cruz, Dili via lifetoreset.wordpress.com
Masih ingatkan kamu dengan peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia yang sering kita dikenal dengan istilah pelanggaran HAM Santa Cruz? Mungkin tempat ini bisa mengingatkanmu kembali. Ya, pemakaman Santa Cruz ini adalah saksi bagi rakyat Timor Leste dalam meraih kemerdekaannya.
Di sini kamu dapat menjumpai makam para pejuang Fretilin (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente ) yang dalam bahasa Portugis adalah sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.




     Gunung Ramelau, gunung tertinggi di Timor Leste. Selain bisa untuk pendakian, gunung ini juga tempat untuk ziarah ke pada Bunda Maria.

Patung Bunda Maria di puncak Gunung Ramelau, Timor Leste
      Patung Bunda Maria di puncak Gunung Ramelau, Timor Leste via backpackstory.me
Gunung Ramelau terletak di distrik Ainaro, dan merupakan gunung tertinggi di Negara Timor Leste. Gunung ini bukan sembarang gunung, karena selain memiliki keindahan yang luar biasa, di puncak Gunung Ramelau ini terdapat patung Bunda Maria yang megah dan kokoh.
Selain untuk wisata pendakian, Gunung Ramelau ini juga merupakan tempat ziarah. Setiap bulan, umat Katolik Timor Leste berziarah menuju patung Bunda Maria yang terlihat begitu indah. Di atas puncak Ramelau, rata-rata suhu minimun 18.1 derajat dan maksimun sampai dengan 22.8 derajat.
        4 years ago By Cornelio Aniceto Menezes
Featured Image
Timor Leste, mungkin kawan-kawan tak asing lagi dengan nama negara ini. Pernah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membuat Timor Leste punya hubungan yang erat dan banyak menyimpan kenangan manis bersama Indonesia.
Meski wilayahnya kecil, negara bekas jajahan Portugal ini merupakan negara yang banyak menyimpan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Alam dan budaya di Timor Leste merupakan saksi nyata akan perjalanan masyarakat Timor Leste dalam menghadapi dinamika politik yang silih berganti.
Jika kamu dulu pernah menginjak tanah Timor-Timur (sebelum merdeka), entah itu lahir di Timor-Timur atau pun yang pernah bekerja di negara ini, tentunya tidak akan pernah melupakan keindahan negara berjulukan matahari terbit ini. Beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste merupakan bukti bahwa negara yang  merdeka di tahun 2002 ini merupakan negara dengan perjalanan sejarah dan kebudayaan yang panjang.
Selain itu, beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste juga menggambarkan peran penting Negara Indonesia dalam membangun wajah Timor-Timur (sebelum merdeka).  Nah, berikut ini adalah 7 destinasi wisata di Timor Leste yang tak boleh kamu lewatkan!


Gigi Sehat

PENGERTIAN GIGI SEHAT MENURUT WHO

Menurut WHO, gigi dan mulut dikatakan sehat apabila gigi berwarna putih dengan mahkota gigi utuh, leher gigi tidak kelihatan, kondisi gusi dan mukosa mulut sehat, tidak ada keluhan sakit dan bau mulut. Bagaimana... apakah gigi anda termasuk ke dalam kategori gigi sehat menurut WHO.

Gigi sehat tidak melulu karena faktor kebersihan gigi, ada hal lain yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi, karena mungkin secara langsung dapat merusak gigi.


pengertian gigi sehat menurut WHO
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 

KESEHATAN GIGI

Setelah di atas kita mempelajari pengertian gigi sehat menurut WHO, sebagai tambahan ... berikut ini kita bahas tentang hal apa saja yang mempengaruhi kesehatan gigi. 

Kesehatan gigi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :



1. Kebersihan gigi
          Kebiasaan dan perilaku membersihkan gigi sangat mempengaruhi kebersihan gigi,         dan kebersihan gigi sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara umum (Asmawati, 2007). Baca juga : cara mengobati sakit gigi.

2. Jenis makanan
         Makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan coklat, makanan ini sangat disukai oleh anak anak. dan tanpa disadari dapat mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi, sehingga bila terlalu sering dan lama, maka berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam yang merusak email gigi      (Asmawati, 2007).

3. Gizi makanan
        Perlu kita ketahui bahwa benih gigi sudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia ½ bulan dalam kandungan. Makanan-makanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima sempurna (Palupi, 2005).

4. Bila gigi sudah tumbuh
        Makanan yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering tidaknya kita makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam mulut terjadi selama 40 menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi selama 3 x 30 menit = 1,5 jam/hari (Asmawati, 2007).

5. Pengaruh selama pembentukan gigi
       Zat kapur merupakan bahan utama dalam pembentukan enamel, di samping vitamin C, D dan lain-lain (Palupi, 2005).

6. Kepekatan air ludah
        Pada orang-orang yang mempunyai air ludah sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab pada orang yang berair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan gigi (Asmawati, 2007).