Halaman

Senin, 04 November 2019


USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanankesehatan secara keseluruhan. Kesehatan gigi juga merupakan salah satu komponen kesehatan secara menyeluruh dan tidak dapat diabaikan terutama pada tingkatsekolah dasar (Depkes RI, 2004,cit. Pahrurrazi, 2009). Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan sekolahdimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik gunamemungkinkan pertumbuhan dan perkembangan harmonis dan optimal menjadisumber daya manusia yang lebih berkualitas. Masa anak usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia (Depkes RI, 1996).
Penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera makan mereka.Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar (Zatnika, 2009). Tingginya angka karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak. Karies gigi dapat menimbulkan kesulitan makan pada anak karena karies gigi menyebabkan penurunan fungsi gigi sebagai alat cerna. Seperti yang diungkapkan oleh Widyaningsih (2000,cit. Junaidi dkk.,2007), kesulitan makan pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: faktor nutrisi, penyakit dan psikologis. Faktor penyakit yang mempengaruhi antaralain adanya kelainan pada gigi geligi dan rongga mulut seperti karies gigi, stomatitisdan gingivitis
WHO (1995,cit.Departemen Kesehatan RI, 2008) memiliki target pencapain gigi sehat yaitu, 90% anak umur 5 tahun bebas karies serta tingkatkeparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) pada anak umur 12 tahun sebesar 1.Oleh karenanya program promotif dan preventif lebih ditekankan dalam penanggulangan masalah kesehatan gigi. Indikator lain dinyatakan oleh DepartemenKesehatan (2000) yaitu untuk target tahun 2010 indeks DMF-T anak kelompok usia12 tahun ≤ 2, dan PTI (Performed Treatment Indeks) sebesar 20%. Indikator ini menggambarkan motivasi anak untuk menumpatkan giginya dalam upayamempertahankan gigi permanennya.
Hasil Riskesdas (2007) melaporkan bahwa prevalensi karies gigi diIndonesia adalah sebesar 46,5 dengan penjabaran prevalensi karies untuk kelompok usia 12 tahun sebesar 36,1% dengan DMF-T 0,91, kelompok usia 35-44 tahun prevalensi karies gigi mencapai 80,5 dengan DMF-T 4,46 sedangkan usia diatas 65tahun dengan prevalensi karies sebesar 94,4% dan DMF-T 18,33. Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi karies cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur yang berarti adanya kecenderungan penurunan status kesehatangigi dengan meningkatnya umur. Maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dan perawatan sedini mungkin (Sriyono,2009).
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa provinsi D.I. Yogyakarta merupakan provinsi dengan indeks DMF-T tertinggi kedua di Indonesia(Departemen Kesehatan RI, 2008). Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Slemantahun 2010, karies gigi menempati urutan ke 7 dan penyakit periodontal urutan ke14 untuk 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas pada golongan umur 5-9 tahun.Pada golongan umur 10-14 tahun, karies menempati posisi ke 7 dan penyakit periodontal ke 12. Pada tahun 2010, persentase murid Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah di Kabupaten Sleman yang telah mendapat pemeriksaan gigi dan mulutadalah 97,32%. Persentase tersebut akan ditingkatkan menjadi 100% dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan mengacu Visi Indonesia Sehat 2015(Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2011).
Masyarakat sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang strategisuntuk diikutsertakan dalam upaya kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan gigidan mulut pada anak sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigidan mulut di puskesmas yang diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatanUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam bentuk program Usaha Kesehatan GigiSekolah (Depkes RI,1997). Menurut Nugraheni (2008,cit.Darwita dkk., 2011) program tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar (SD) yang dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikatgigi massal, serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid.
UKGS adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat potensialuntuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2000). Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada masa gigi bercampur yaituanak usia sekolah dasar usia 6-12 tahun (Maulani dan Enterprise, 2005,cit.Hutabarat, 2009) sebab anak usia Sekolah Dasar (SD) tergolong ke dalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut.
Upaya pendekatan pelayanan kesehatan sebanyak mungkinmengikut sertakan masyarakat dalam kegiatan penanggulangannya dan masyarakat sekolah dasar merupakan suatu kelompok yang sangat strategis karena usia sekolahmerupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut Kabupaten Sleman, serta demi mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 dengan cakupan SD/MI yang dilakukan UKGS mencapai 100%, kegiatan UKGS inidilaksanakan di SD Kanisius Sengkan yang berada di wilayah kecamatan Depok, Sleman. Hasil pemeriksaan UKGS yang diperoleh selanjutnya diserahkan kepada pihak sekolah yaitu SD Kanisius Sengkan, Puskesmas Depok II, dan FKG UGMuntuk ditindaklanjuti.
Pengertian UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paketoptimal (Depkes RI, 1996). Menurut Depkes (1983 cit.Priyono, 1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat ditanamkan sikap yang baik terhadapkesehatan gigi dan mulut lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatanyang dilakukan serta tindakan dan perawatan yang ada.
Kegiatan UKGS
  • Kegiatan promotif, meliputi:
Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulutyang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan danKebudayaan 1994 (Depkes RI, 1996).
  • Kegiatan preventif
Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan kelas IIIdengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996)
Add caption

Menurut WHO (1987,cit.Sriyono, 2007), tindakan pencegahan karies gigi dapat dilakukan sebagai berikut:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar