Nama : Xisto De Deus
TTL : Atsabe, 15 -06-1989
Kewarganegaraan : Timor Leste
Alamat : Jl Tirto Agun Poltekkes Semarang
Selasa, 12 November 2019
Senin, 04 November 2019
Abses
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah
pada gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses gigi biasanya
muncul pada ujung akar gigi (abses periapikal).
Infeksi bakteri penyebab abses gigi umumnya terjadi pada orang dengan
kebersihan dan kesehatan gigi yang buruk. Nanah yang berkumpul pada
benjolan, lambat laun akan terasa bertambah nyeri.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara menyikat gigi secara rutin
atau membersihkan gigi menggunakan benang gigi. Sebaiknya seseorang
rutin memeriksakan giginya ke dokter gigi untuk menghindari terjadinya kerusakan dan abses gigi.
Gejala Abses Gigi
Beberapa gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita abses gigi adalah:
- Demam.
- Sensitif pada tekanan saat mengunyah atau menggigit.
- Sensitif pada suhu panas atau dingin.
- Pembengkakan pada wajah atau pipi.
- Nyeri parah dan berdenyut pada gigi, yang dapat menyebar ke tulang rahang, leher, atau telinga.
- Kelenjar getah bening di bawah rahang atau di leher membengkak dan terasa nyeri.
- Saat benjolan abses pecah, mendadak tercium bau tidak enak dari dalam mulut, dan lidah mengecap rasa busuk, serta cairan asin muncul di dalam mulut.
- Kemerahan pada mulut dan wajah.
Penyebab dan Faktor Risiko Abses Gigi
Penyebab munculnya abses gigi adalah berkembangnya bakteri pada
rongga mulut yang menyebar ke jaringan lunak dan tulang wajah dan leher.
Bakteri masuk ke dalam pulpa gigi melalui rongga gigi atau retakan pada
gigi penderita. Di dalam pulpa gigi sendiri terdapat beberapa pembuluh
darah, saraf serta jaringan ikat.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita abses gigi adalah:
- Makanan tinggi gula. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi bisa menyebabkan lubang pada gigi yang dapat berkembang menjadi abses gigi.
- Buruknya kebersihan gigi. Orang yang tidak melakukan perawatan gigi dan gusi dengan semestinya berisiko mengalami masalah pada gigi, termasuk abses gigi.
Diagnosis Abses Gigi
Untuk mendiagnosis pasien yang diduga menderita abses gigi, dokter umumnya akan melakukan beberapa tindakan pemeriksaan seperti:
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa rongga mulut pasien secara keseluruhan.
- Mengetuk gigi pasien. Gigi yang menderita abses biasanya menjadi sensitif terhadap sentuhan atau tekanan.
- Pemindaian. Foto Rontgen akan membantu dokter mengidentifikasi abses serta melihat apakah infeksi sudah menyebar dan menyebabkan abses di bagian tubuh lainnya. Jika abses sudah menyebar ke bagian leher, biasanya dokter akan menyarankan pemeriksaan CT scan.
Pengobatan dan Komplikasi Abses Gigi
Beberapa langkah pengobatan yang umumnya akan dilakukan dokter untuk mengatasi abses gigi adalah:
- Membuat kanal ke akar gigi. Dokter akan mengebor ke bagian bawah gigi, mengangkat jaringan lunak yang menjadi pusat infeksi, serta mengeringkan abses. Cara ini dapat menghilangkan infeksi dan menyelamatkan gigi pasien.
- Mengeringkan abses, dengan cara membuat sayatan kecil pada benjolan abses dan mengeluarkan cairan nanah dari dalamnya.
- Memberikan antibiotik. Jika infeksi sudah menyebar ke gigi lainnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk menghentikan penyebaran bakteri.
- Mencabut gigi yang terinfeksi. Jika memang tidak bisa diselamatkan, maka gigi yang terkena abses akan dicabut. Dokter kemudian akan mengeringkan abses.
Karies gigi
Pengertian Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi
pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang
disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik yang memfermentasikan
karbohidrat menjadi asam sehingga menyebabkan demineralisasi pada email.
Karies gigi merusak struktur gigi dan dapat menyebabkan gigi berlubang.
Tanda-tanda karies adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi
yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Kerusakan ini
dapat menyebabkan terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa bahkan
penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks.
TEMPO.CO, Jakarta - Kejelian orang tua dalam memperhatikan warna gigi si kecil menjadi salah satu kunci menyelamatkan anak dari karies. Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia cabang Jakarta, Eva Fauziah menyampaikan kebiasaan buruk anak yang memicu masalah gigi dan mulut.
Dalam acara bulan kesehatan gigi nasional tahun ini dengan tema Mengenali Kebiasaan Buruk Si Kecil yang Memicu Masalah Gigi dan Mulut, Eva mengatakan dari kebiasaan buruk tersebut dikhawatirkan yang timbul adalah karies. "Karies merupakan infeksi yang merusak struktur gigi," ujarnya.
Penyakit
ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, karies ini dapat
menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya,
dan bahkan kematian. Karies tidak terjadi dalam sekejap mata melainkan
melewati proses berminggu-minggu. Eva membagi proses itu menjadi 4
tahap:
1. Tahap inisiasi
Terdapat garis putih pada labial (permukaan terhalus mahkota gigi) dan palatal gigi (permukaan gigi yang menghadap langit-langit rongga). Di fase ini, karies gigi tidak begitu terlihat sehingga terabaikan.
2. Mulai rusak
Mulai terjadi kerusakan email, dentin, serta gigi geraham bawah. Di fase ini mulai terbentuk lesi (kerusakan jaringan) putih kekuningan dan keluhan tehadap rangsangan dingin pada gigi.
3. Iritasi pulpa
Lesi gigi membesar dan menyebabkan terjadinya iritasi pulpa (rongga di bawah lapisan dentin).
4. Lubang gigi
Keempat, karies gigi menciptakan lubang dan rasa sakit. Karies mulai mengganggu aktivitas tidur dan makan si kecil.
TEMPO.CO, Jakarta - Kejelian orang tua dalam memperhatikan warna gigi si kecil menjadi salah satu kunci menyelamatkan anak dari karies. Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia cabang Jakarta, Eva Fauziah menyampaikan kebiasaan buruk anak yang memicu masalah gigi dan mulut.
Dalam acara bulan kesehatan gigi nasional tahun ini dengan tema Mengenali Kebiasaan Buruk Si Kecil yang Memicu Masalah Gigi dan Mulut, Eva mengatakan dari kebiasaan buruk tersebut dikhawatirkan yang timbul adalah karies. "Karies merupakan infeksi yang merusak struktur gigi," ujarnya.
1. Tahap inisiasi
Terdapat garis putih pada labial (permukaan terhalus mahkota gigi) dan palatal gigi (permukaan gigi yang menghadap langit-langit rongga). Di fase ini, karies gigi tidak begitu terlihat sehingga terabaikan.
Mulai terjadi kerusakan email, dentin, serta gigi geraham bawah. Di fase ini mulai terbentuk lesi (kerusakan jaringan) putih kekuningan dan keluhan tehadap rangsangan dingin pada gigi.
3. Iritasi pulpa
Lesi gigi membesar dan menyebabkan terjadinya iritasi pulpa (rongga di bawah lapisan dentin).
4. Lubang gigi
Keempat, karies gigi menciptakan lubang dan rasa sakit. Karies mulai mengganggu aktivitas tidur dan makan si kecil.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari
pelayanankesehatan secara keseluruhan. Kesehatan gigi juga merupakan
salah satu komponen kesehatan secara menyeluruh dan tidak dapat
diabaikan terutama pada tingkatsekolah dasar (Depkes RI, 2004,cit.
Pahrurrazi, 2009). Undang-Undang Kesehatan No.23
tahun 1992 menyebutkan bahwa penyelenggaraan kesehatan
sekolahdimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta
didik gunamemungkinkan pertumbuhan dan perkembangan harmonis dan
optimal menjadisumber daya manusia yang lebih berkualitas. Masa anak
usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi
terwujudnya manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor
penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia (Depkes RI, 1996).
Penyakit gigi dan mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses
tumbuh kembang, bahkan masa depan anak. Anak-anak menjadi rawan
kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi dan mulut menurunkan selera
makan mereka.Kemampuan belajar anak pun akan menurun sehingga akan
berpengaruh pada prestasi belajar (Zatnika, 2009). Tingginya angka
karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan
kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak.
Karies gigi dapat menimbulkan kesulitan makan pada anak karena karies
gigi menyebabkan penurunan fungsi gigi sebagai alat cerna. Seperti yang
diungkapkan oleh Widyaningsih (2000,cit. Junaidi dkk.,2007), kesulitan
makan pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: faktor
nutrisi, penyakit dan psikologis. Faktor penyakit yang mempengaruhi
antaralain adanya kelainan pada gigi geligi dan rongga mulut seperti
karies gigi, stomatitisdan gingivitis
WHO (1995,cit.Departemen Kesehatan RI, 2008) memiliki
target pencapain gigi sehat yaitu, 90% anak umur 5 tahun bebas karies
serta tingkatkeparahan kerusakan gigi (indeks DMF-T) pada anak umur 12
tahun sebesar 1.Oleh karenanya program promotif dan preventif lebih
ditekankan dalam penanggulangan masalah kesehatan gigi. Indikator lain
dinyatakan oleh DepartemenKesehatan (2000) yaitu untuk target tahun 2010
indeks DMF-T anak kelompok usia12 tahun ≤ 2, dan PTI (Performed
Treatment Indeks) sebesar 20%. Indikator ini menggambarkan motivasi anak
untuk menumpatkan giginya dalam upayamempertahankan gigi permanennya.
Hasil Riskesdas (2007) melaporkan bahwa prevalensi karies gigi
diIndonesia adalah sebesar 46,5 dengan penjabaran prevalensi karies
untuk kelompok usia 12 tahun sebesar 36,1% dengan DMF-T 0,91, kelompok
usia 35-44 tahun prevalensi karies gigi mencapai 80,5 dengan DMF-T 4,46
sedangkan usia diatas 65tahun dengan prevalensi karies sebesar 94,4% dan
DMF-T 18,33. Data tersebut menunjukkan bahwa prevalensi karies
cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur yang berarti adanya
kecenderungan penurunan status kesehatangigi dengan meningkatnya umur.
Maka perlu dilakukan tindakan pencegahan dan perawatan sedini mungkin
(Sriyono,2009).
Data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa provinsi D.I. Yogyakarta
merupakan provinsi dengan indeks DMF-T tertinggi kedua di
Indonesia(Departemen Kesehatan RI, 2008). Berdasarkan profil kesehatan
Kabupaten Slemantahun 2010, karies gigi menempati urutan ke 7 dan
penyakit periodontal urutan ke14 untuk 10 besar penyakit rawat jalan
puskesmas pada golongan umur 5-9 tahun.Pada
golongan umur 10-14 tahun, karies menempati posisi ke 7 dan
penyakit periodontal ke 12. Pada tahun 2010, persentase murid Sekolah
Dasar/MadrasahIbtidaiyah di Kabupaten Sleman yang telah mendapat
pemeriksaan gigi dan mulutadalah 97,32%. Persentase tersebut akan
ditingkatkan menjadi 100% dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan dengan
mengacu Visi Indonesia Sehat 2015(Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman,
2011).
Masyarakat sekolah dasar merupakan salah satu kelompok yang
strategisuntuk diikutsertakan dalam upaya kesehatan gigi dan mulut.
Upaya kesehatan gigidan mulut pada anak sekolah dilaksanakan melalui
kegiatan pokok kesehatan gigidan mulut di puskesmas yang diselenggarakan
secara terpadu dengan kegiatanUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam
bentuk program Usaha Kesehatan GigiSekolah (Depkes RI,1997). Menurut
Nugraheni (2008,cit.Darwita dkk., 2011) program tersebut merupakan upaya
menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar (SD) yang
dititikberatkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikatgigi massal,
serta pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid.
UKGS adalah suatu komponen Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan ditujukan bagi
semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif,
promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan
promotif-preventif paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar
karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan
secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu kelompok ini
juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di
bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini
sangat potensialuntuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat
(Depkes RI, 2000). Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini
terutama pada masa gigi bercampur yaituanak usia sekolah dasar usia 6-12
tahun (Maulani dan Enterprise, 2005,cit.Hutabarat, 2009) sebab anak
usia Sekolah Dasar (SD) tergolong ke dalam kelompok rawan penyakit gigi
dan mulut.
Upaya pendekatan pelayanan kesehatan sebanyak mungkinmengikut
sertakan masyarakat dalam kegiatan penanggulangannya dan masyarakat
sekolah dasar merupakan suatu kelompok yang sangat strategis karena usia
sekolahmerupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya
manusia yang berkualitas, dan kesehatan merupakan faktor penting yang
menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut Kabupaten Sleman, serta
demi mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 dengan cakupan SD/MI yang
dilakukan UKGS mencapai 100%, kegiatan UKGS inidilaksanakan di SD
Kanisius Sengkan yang berada di wilayah kecamatan Depok, Sleman. Hasil
pemeriksaan UKGS yang diperoleh selanjutnya diserahkan kepada pihak
sekolah yaitu SD Kanisius Sengkan, Puskesmas Depok II, dan FKG UGMuntuk
ditindaklanjuti.
Pengertian UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi
dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah
Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan
secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket
standar dan paketoptimal (Depkes RI, 1996). Menurut Depkes (1983
cit.Priyono, 1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat
ditanamkan sikap yang baik terhadapkesehatan gigi dan mulut lewat
kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatanyang dilakukan serta
tindakan dan perawatan yang ada.
Kegiatan UKGS
- Kegiatan promotif, meliputi:
Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan
dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi
dan mulutyang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan
danKebudayaan 1994 (Depkes RI, 1996).
- Kegiatan preventif
Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II
dan kelas IIIdengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1
kali/ bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut (Depkes RI, 1996)
Add caption |
Menurut WHO (1987,cit.Sriyono, 2007), tindakan pencegahan karies gigi dapat dilakukan sebagai berikut:
wisata timor leste
Wisata Timor Leste
Pantai Pasir Putih, salah satu jajaran pantai terindah di Dili yang cocok untuk berwisata bersama keluarga dan teman-teman.
Tidak
jauh dari Patung Kristus Raja, terdapat sebuah pantai yang bernama
pantai pasir putih. Pantai ini dinamakan pantai pasir putih karena
pasirnya yang berwarna putih kemilau. Lokasinya pun tak jauh dari patung
Cristo Rei.
Di sini kamu bisa mandi dan menikmati keindahan pantai, atau juga bisa nongkrong santai sambil quality time
bersama teman-teman dan keluarga. Sama halnya dengan destinasi lainnya,
pantai pasir putih ini paling ramai dikunjungi pada waktu sore hari dan
pada saat musim libur natal dan tahun baru.
Kalau di Indonesia punya Raja Ampat, Timor Leste punya Pulau Jaco. Salah satu wisata andalan dan terindah di Timor Leste!
Pulau
Jaco merupakan pulau kecil yang berada di ujung Timor Leste, tepatnya
di distrik Lautem. Untuk menuju ke Pulau Jaco ini, teman-teman cukup
mambayar US$ 10 atau sekitar Rp 130. 000 per orang dengan menaiki kapal
nelayan.
Luar biasa deh kalau kamu bisa mampir ke sini. Tempatnya
benar-benar seperti nirwana di dunia, sejuk, airnya jernih, angin laut
yang semilir, dan bulir pasirnya yang lembut dan putih dijamin bakalan
bikin kamu semua nyaman berada di Pulau Jaco.
ADVERTISEMENT
Di
sini kamu bisa bebas berenang dan menikmati keindahan bawah laut Pulau
Jaco sepuasnya. Berbagai jenis ikan yang berwarna-warni, terumbu karang
yang masih terjaga kelestariaannya, dan penyu hidup secara alami di
pulau ini. Keindahannya ini menjadikan Pulau Jaco layak dikatakan
sebagai “paradise” Timor Leste.
4. Sebagai simbol penghormatan atas kunjungan Paus Yohanes II, Timor Leste membuat patung replikanya yang megah di kota Dili.
Paus
Yohanes Paulus pernah mengunjungi Timor-Timur (sebelum merdeka) pada 12
Oktober 1989. Untuk mengenang kedatangannya, pemerintah Timor Leste
membuat replika patung Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2007.
Selain
berfungsi sebagai tempat ziarah, lokasi ini juga dimanfaatkan sebagai
tempat berwisata, mengingat lokasinya juga sangat berdekatan dengan
danau Tasi Tolu di Dili.
Masih
ingatkan kamu dengan peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia yang
sering kita dikenal dengan istilah pelanggaran HAM Santa Cruz? Mungkin
tempat ini bisa mengingatkanmu kembali. Ya, pemakaman Santa Cruz ini
adalah saksi bagi rakyat Timor Leste dalam meraih kemerdekaannya.
Di sini kamu dapat menjumpai makam para pejuang Fretilin (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente ) yang dalam bahasa Portugis adalah sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.
Gunung Ramelau, gunung tertinggi di Timor Leste. Selain bisa untuk pendakian, gunung ini juga tempat untuk ziarah ke pada Bunda Maria.
Gunung
Ramelau terletak di distrik Ainaro, dan merupakan gunung tertinggi di
Negara Timor Leste. Gunung ini bukan sembarang gunung, karena selain
memiliki keindahan yang luar biasa, di puncak Gunung Ramelau ini
terdapat patung Bunda Maria yang megah dan kokoh.
Selain untuk wisata pendakian, Gunung Ramelau ini juga merupakan tempat ziarah. Setiap bulan, umat Katolik Timor Leste berziarah menuju patung Bunda Maria yang terlihat begitu indah. Di atas puncak Ramelau, rata-rata suhu minimun 18.1 derajat dan maksimun sampai dengan 22.8 derajat.
Selain untuk wisata pendakian, Gunung Ramelau ini juga merupakan tempat ziarah. Setiap bulan, umat Katolik Timor Leste berziarah menuju patung Bunda Maria yang terlihat begitu indah. Di atas puncak Ramelau, rata-rata suhu minimun 18.1 derajat dan maksimun sampai dengan 22.8 derajat.
Timor Leste, mungkin kawan-kawan tak
asing lagi dengan nama negara ini. Pernah menjadi bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membuat Timor Leste punya hubungan
yang erat dan banyak menyimpan kenangan manis bersama Indonesia.
Meski wilayahnya kecil, negara bekas jajahan Portugal ini merupakan negara yang banyak menyimpan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Alam dan budaya di Timor Leste merupakan saksi nyata akan perjalanan masyarakat Timor Leste dalam menghadapi dinamika politik yang silih berganti.
Jika kamu dulu pernah menginjak tanah Timor-Timur (sebelum merdeka), entah itu lahir di Timor-Timur atau pun yang pernah bekerja di negara ini, tentunya tidak akan pernah melupakan keindahan negara berjulukan matahari terbit ini. Beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste merupakan bukti bahwa negara yang merdeka di tahun 2002 ini merupakan negara dengan perjalanan sejarah dan kebudayaan yang panjang.
Selain itu, beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste juga menggambarkan peran penting Negara Indonesia dalam membangun wajah Timor-Timur (sebelum merdeka). Nah, berikut ini adalah 7 destinasi wisata di Timor Leste yang tak boleh kamu lewatkan!
Meski wilayahnya kecil, negara bekas jajahan Portugal ini merupakan negara yang banyak menyimpan destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Alam dan budaya di Timor Leste merupakan saksi nyata akan perjalanan masyarakat Timor Leste dalam menghadapi dinamika politik yang silih berganti.
Jika kamu dulu pernah menginjak tanah Timor-Timur (sebelum merdeka), entah itu lahir di Timor-Timur atau pun yang pernah bekerja di negara ini, tentunya tidak akan pernah melupakan keindahan negara berjulukan matahari terbit ini. Beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste merupakan bukti bahwa negara yang merdeka di tahun 2002 ini merupakan negara dengan perjalanan sejarah dan kebudayaan yang panjang.
Selain itu, beberapa destinasi wisata yang terdapat di Timor Leste juga menggambarkan peran penting Negara Indonesia dalam membangun wajah Timor-Timur (sebelum merdeka). Nah, berikut ini adalah 7 destinasi wisata di Timor Leste yang tak boleh kamu lewatkan!
Gigi Sehat
PENGERTIAN GIGI SEHAT MENURUT WHO
Menurut WHO, gigi dan mulut dikatakan sehat apabila gigi berwarna putih dengan mahkota gigi utuh, leher gigi tidak kelihatan, kondisi gusi dan mukosa mulut sehat, tidak ada keluhan sakit dan bau mulut. Bagaimana... apakah gigi anda termasuk ke dalam kategori gigi sehat menurut WHO.
Gigi sehat tidak melulu karena faktor kebersihan gigi, ada hal lain yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi, karena mungkin secara langsung dapat merusak gigi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN GIGI
Setelah di atas kita mempelajari pengertian gigi sehat menurut WHO, sebagai tambahan ... berikut ini kita bahas tentang hal apa saja yang mempengaruhi kesehatan gigi.
1. Kebersihan gigi
Kebiasaan
dan perilaku membersihkan gigi sangat mempengaruhi kebersihan gigi, dan
kebersihan gigi sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara
umum (Asmawati, 2007). Baca juga : cara mengobati sakit gigi.
2. Jenis makanan
Makanan
yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan coklat,
makanan ini sangat disukai oleh anak anak. dan tanpa disadari dapat
mengakibatkan gangguan. Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada
gigi, sehingga bila terlalu sering dan lama, maka berakibat tidak baik.
Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di mulut dan asam
yang merusak email gigi (Asmawati, 2007).
3. Gizi makanan
Perlu
kita ketahui bahwa benih gigi sudah terbentuk waktu janin (embrio)
berusia ½ bulan dalam kandungan. Makanan-makanan ini sudah tercakup
dalam empat sehat lima sempurna (Palupi, 2005).
4. Bila gigi sudah tumbuh
Makanan
yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering
tidaknya kita makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat
arang dalam mulut terjadi selama 40 menit pertama sesudah makan. Kalau
kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi selama 3 x 30
menit = 1,5 jam/hari (Asmawati, 2007).
5. Pengaruh selama pembentukan gigi
Zat kapur merupakan bahan utama dalam pembentukan enamel, di samping vitamin C, D dan lain-lain (Palupi, 2005).
6. Kepekatan air ludah
Pada
orang-orang yang mempunyai air ludah sangat pekat dan sedikit akan
lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang
encer dan banyak, sebab pada orang yang berair ludah pekat dan sedikit
maka sisa makanan akan mudah menempel pada permukaan gigi (Asmawati,
2007).
Langganan:
Postingan (Atom)